Coba dicerna dulu sebelum protes, ada yang punya analisa tentang Harga BBM naik, jumlah rakyat miskin turun. Seperti yang dibilang LPEM (dirahasiakan) bahkan sampai 14% lebih.
Analisanya sebagai berikut:
- Harga BBM naik, tadinya rakyat miskin yang naik bis, sekarang jadi jalan kaki. Terus di jalan tertabrak metromini yang berlari kencang karena mengejar setoran (soalnya BBMnya naik), terus MATI. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Tadinya rakyat miskin makan sehari sekali, terus jadi makan sekali untuk tiga hari (karena daya belinya turun). Lama kelamaan MATI. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Tadinya rakyat miskin yang pada sakit masih bisa beli obat generik. Terus tidak bisa beli lagi. Atau tadinya ke puskesmas bisa naik angkot sekarang jalan kaki jadi malah MATI di jalan. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Ada rakyat miskin yang jadi stress, mikirin BBM yang naik, terus-menerus memikirkannya sampai lupa makan dan minum, akhirnya MATI juga. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Ada rakyat miskin yang kreatif dan berinisiatif, buat memenuhi kebutuhan dia mencuri ayam tetangga, tertangkap, dipukuli massa sampai MATI juga. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Rakyat miskin di RT 007 berebut kartu Bantuan Langsung Tewas (BLT) yang masih lagi dicetak, akhirnya berkelahi sampai MATI "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Rakyat miskin di RT 007 tidak puas dengan kepemimpinan bapak RT yang gak adil, lalu pak RT dipukuli sampai MATI. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Rakyat miskin dari RT 007 mengantri mencairkan dana BLT di kantor pos. Menunggu berdesak-desakan berjam-jam, berhari-hari, berminggu-mingu akhirnya MATI di kantor pos. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
Kenapa bisa dapat angka 14% ? Karena dari 100 orang miskin itu, yang mengalami kejadian di atas ada 14+5 orang maka dapet angka 8+4+2+5 dibagi 100 kali 100% = 14 % + 5% (Hitungan sejadi-jadinya/tidak ada data yang akurat). Demikian analisa ini dibuat secara sederhana, mudah dicerna, anti pusing.
Jadi kesimpulannya : Langkah pemerintah menetapkan BBM naik sudah cukup tepat. Hanya saja kenaikannya kurang tinggi. Coba kalau dinaikkan lebih tinggi lagi, pasti semakin cepat lagi laju pengurangan rakyat miskin di negeri ini. Semoga pemerintah kita bisa membaca analisa ini dan segera saja menaikkan lagi BBM setinggi-tingginya biar tambah banyak orang jadi maling ayam (bukan koruptor), kalau dipukuli tidak sampai mati, lumayan bisa makan gratis di penjara dari pada di rumah mau beli makanan yang semakin naik harganya karena makanan diangkut pakai transportasi. Pasti saja BBM naik pasti berimbas tarif makanan juga naik.
Tetap bersemangatlah rakyat miskin jangan cepat menyerah dengan keadaan di negeri yang tercinta ini. Terima kasih untuk para penyemangat yang telah mendahului kita: "Habis Gelap Terbitlah Terang" - R.A. Kartini & "Badai Pasti Berlalu" - Chrisye.
Analisanya sebagai berikut:
- Harga BBM naik, tadinya rakyat miskin yang naik bis, sekarang jadi jalan kaki. Terus di jalan tertabrak metromini yang berlari kencang karena mengejar setoran (soalnya BBMnya naik), terus MATI. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Tadinya rakyat miskin makan sehari sekali, terus jadi makan sekali untuk tiga hari (karena daya belinya turun). Lama kelamaan MATI. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Tadinya rakyat miskin yang pada sakit masih bisa beli obat generik. Terus tidak bisa beli lagi. Atau tadinya ke puskesmas bisa naik angkot sekarang jalan kaki jadi malah MATI di jalan. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Ada rakyat miskin yang jadi stress, mikirin BBM yang naik, terus-menerus memikirkannya sampai lupa makan dan minum, akhirnya MATI juga. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Ada rakyat miskin yang kreatif dan berinisiatif, buat memenuhi kebutuhan dia mencuri ayam tetangga, tertangkap, dipukuli massa sampai MATI juga. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Rakyat miskin di RT 007 berebut kartu Bantuan Langsung Tewas (BLT) yang masih lagi dicetak, akhirnya berkelahi sampai MATI "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Rakyat miskin di RT 007 tidak puas dengan kepemimpinan bapak RT yang gak adil, lalu pak RT dipukuli sampai MATI. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
- Rakyat miskin dari RT 007 mengantri mencairkan dana BLT di kantor pos. Menunggu berdesak-desakan berjam-jam, berhari-hari, berminggu-mingu akhirnya MATI di kantor pos. "RAKYAT MISKIN BERKURANG"
Kenapa bisa dapat angka 14% ? Karena dari 100 orang miskin itu, yang mengalami kejadian di atas ada 14+5 orang maka dapet angka 8+4+2+5 dibagi 100 kali 100% = 14 % + 5% (Hitungan sejadi-jadinya/tidak ada data yang akurat). Demikian analisa ini dibuat secara sederhana, mudah dicerna, anti pusing.
Jadi kesimpulannya : Langkah pemerintah menetapkan BBM naik sudah cukup tepat. Hanya saja kenaikannya kurang tinggi. Coba kalau dinaikkan lebih tinggi lagi, pasti semakin cepat lagi laju pengurangan rakyat miskin di negeri ini. Semoga pemerintah kita bisa membaca analisa ini dan segera saja menaikkan lagi BBM setinggi-tingginya biar tambah banyak orang jadi maling ayam (bukan koruptor), kalau dipukuli tidak sampai mati, lumayan bisa makan gratis di penjara dari pada di rumah mau beli makanan yang semakin naik harganya karena makanan diangkut pakai transportasi. Pasti saja BBM naik pasti berimbas tarif makanan juga naik.
Tetap bersemangatlah rakyat miskin jangan cepat menyerah dengan keadaan di negeri yang tercinta ini. Terima kasih untuk para penyemangat yang telah mendahului kita: "Habis Gelap Terbitlah Terang" - R.A. Kartini & "Badai Pasti Berlalu" - Chrisye.
0 komentar
Post a Comment