
(KARYA ANTARA-IPPHOS, CAS OORTHUYS & KANTOR BERITA BERNAMA)
Pembukaan oleh Menkominfo Bp. Mohammad Nuh pada
Tanggal: 15 Agustus 2008, pk. 19.00 wib
Tempat : Galeri Foto Jurnalistik Antara
Jalan Antara no.59, Pasar Baru,
Telp 3458771
Jakarta 10710
Pameran berlangsung hingga 25 Agustus 2008
2 - 10 September 2008 (PLAZA SEMANGGI -JAKARTA)
15 Agustus - 1 September 2008 (MALAYSIA TOURISM CENTRE KUALA LUMPUR)
Pameran foto ini (Identity for Awakening) yang melibatkan karya Antara-IPPHOS, Cas Oorthuys dan Kantor Berita Bernama ini dirancang sebagai suatu gathering sejarah yang mengusung peran aktif fotografi dokumenter jurnalistik dalam persalinan sebentuk negara. "Images" adalah citra yang tersebar dalam media massa yang memberi konfirmasi yang legitimatif atas telah terjadinya suatu kejadian penting.
Bagi kita, foto-foto yang dibuat di era kemerdekaan selain merupakan data sejarah, juga dapat dilihat sebagai pesona citra yang telah membantu menyuluh semangat dan identitas baru bagi bangsa kita. Pada hekaketnya foto bukan sekadar menangkap peristiwa & perkembangan masyarakat pada satu zaman tertentu namun juga mampu membentuk opini dan mempengaruhi sikap dan perilaku kita sebagai warga negara yang merdeka & berdaulat.
Satu bangsa baru dengan identitas baru sesunguhnya hanya mungkin dihadirkan secara visual melalui citra foto-foto (juga yang sifatnya bergerak seperti film). Segenap warga Negara Indonesia tentu pernah melihat rangkaian foto hitam-putih pembacaan naskah Proklamasi di Pegangsaan Timur serta pengibaran sang saka pada hari bersejarah itu. Citra yang melekat di otak kecil sejak belajar di sekolah rakyat hingga jaman kontemporer sekarang ini.
Kehadiran citra foto menyertai kisah heroik perjuangan bangsa kita sekaligus menunjukkan identitas kita sebagai warganegara satu negara yang bernama Indonesia. Dari foto di era revolusi fisik yang kemudian menjadi ikon sejarah menimbulkan pertanyaaan kepada kita siapakah para pencipta citra serta kenapa mereka membuat foto-foto yang sangat bersejarah tersebut?
Media bergambar termasuk koran di manca negaralah yang menghadirkan kita. Memperkenalkan satu bangsa dengan identitasnya yang baru diperbagai Negara berdaulat yang lebih maju. Citra gambar itu, menunjukkan bahwa bangsa yang baru merdeka ini adalah satu bangsa beradab yang sudah selayaknya hadir dalam masyarakat dunia yang tengah membangun demokrasi setelah tumbangnya fasisme.
Dengan latar belakang pemikiran tersebut sekaligus memperingati hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-63 yang sesungguhnya sangat istimewa bagi perjalanan bangsa karena waktunya jatuh tepat di penghujung peringatan seratus tahun Kebangkitan Nasional Bangsa Indonesia. Suatu momentum yang layak untuk didengungkan kembali melalui citra fotografi demi tekad kita menuju kebangkitan Indonesia yang lebih baik dan lebih bermartabat.
Dengan keyakinan tersebut maka kisah yang menyertai citra fotografi dalam sebentuk karya foto adalah suatu bentuk apresiasi terhadap setiap gerak yang terekam lensa ketika bangsa ini memutuskan untuk merdeka, lepas dari belenggu penjajahan. Citra sebagian gambar-gambar yang kita lihat dalam pameran yang disertai dengan penerbitan katalog fotografi bertajuk KEMERDEKAAN: Identitas Untuk Kebangkitan, selain untuk memaknai sejarah yang terkandung di dalamnya juga penting kita pahami hakekat subyektivitas para fotografer yang ada di belakang kamera.
Selain himpunan ikon sejarah visual yang dibuat para fotografer IPPHOS (Indonesia Press Photo Service, berdiri tahun 1946) yang sebagian telah kita kenal, kita juga disuguhi rangkaian foto-foto yang dibuat seorang fotografer Belanda, Cas Oorthuys dalam kurun 1947 (juga diterbitkan sebagai buku reportase foto pertama tentang Indonesia di Belanda pada tahun yang sama. Buku tersebut diberi judul "Een Staat in Wording" atau "Satu Negara Sedang Dibangun"), yang memperlihatkan suatu keberpihakan kepada Republik baru dan simpati yang mendalam terhadap rakyat Indonesia melalui wajah-wajah dan gesture yang optimis seperti citra yang terungkap dari foto-fotonya.
Pameran foto IDENTITAS UNTUK KEBANGKITAN ini juga menampilkan rangkaian foto-foto kemerdekaan dan pembangunan negeri Malaysia yang diabadikan para pewarta foto Kantor Berita Bernama. Suatu kesertaan yang digagas Departemen Komunikasi dan Informatika RI dengan Jabatan Penerangan Malaysia untuk menciptakan saling pengertian di antara kedua bangsa serumpun ini. Apalagi kedua negara lahir pada bulan keramat yang sama. Bulan Agustus. 17 Agustus bagi Indonesia dan 31 Agustus bagi Malaysia.
Pameran ini di dukung juga oleh Antara Foto, Bernama Foto, Nederlands Fotomuseum Rotterdam, Yayasan Pengembangan dan Pendidikan Budaya Visual Oktagon, Paperina, Dewan Kesenian Jakarta.
CONTACT PERSON :
Budi Chandra : (0817-9829276)
Diah Kusumawardhani : (08161916990)
0 komentar
Post a Comment