Pencurian Kendaraan Bermotor berada pada tingkat yang sangat memprihatinkan khususnya di Jakarta dalam kurun waktu sebulan bisa puluhan kendaraan bermotor baik beroda 4 dan roda 2 hilang dicuri. Pada suatu saat saya pernah menangkap seorang tersangka Curanmor, karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi tentang sepak terjang mereka, saya mencoba untuk mengorek caranya untuk melakukan Curanmor.

Ternyata dengan cara persuasif saya bisa mengorek keterangan darinya, ada hal yang menarik setelah saya korek dari dia, Ia menjelaskan secara gamblang cara ia dan kawanannya beroperasi (tentunya bila ia sampai mau jujur...harus melalui cara khusus/persuasif, karena biasanya kalau mereka sampai tertangkap biasanya tutup mulut).

Dari beberapa pertemuan saya dapat menyimpulkan metode dan cara ia melakukan curanmor, dan inilah apa yang saya dapat: Kelompoknya dikenal dengan nama "Kelompok Indramayu" karena sebagian besar mereka berasal dari daerah Indramayu dan sekitarnya (Cirebon/Kuningan), memang kelompok ini bukan satu-satunya yang ada masih ada beberapa kelompok lainnya yang pelakunya berasal dari Indramayu. Kelompok mereka rata-rata berjumlah 5 sampai 8 orang, dengan pembagian tugas masing-masing.

Memilih Sasaran:

Sasaran mereka adalah mobil yang di parkir di dalam rumah, mereka justru tidak pernah melakukan Curanmor dengan mobil yang di parkir di tempat umum. Target mereka hanya mobil Toyota jenis Kijang Kapsul LGX, LSX maupun jenis yang paling baru Kijang Innova, alasannya karena jenis mobil ini gampang untuk jual kembali dan memang paling gampang dibongkar, memang ia tidak pernah mencuri selain jenis Totota Kijang.

Biasanya mereka dalam beroperasi mencari sasaran menggunakan mobil rental, dengan mobil tersebut mereka berkeliling mencari sasaran mobil-mobil yang diparkir di dalam rumah, tentunya mereka mencari sasaran pada saat pemilik sudah memarkirkan kendaraannya pada malam hari. Sasaran harus mempunyai syarat: Mudah mencapai akses jalan besar, tidak melewati keramaian/tidak berada di kawasan yang padat.

Waktu:

Waktu beroperasi mereka adalah waktu yang mereka anggap dimana orang paling lengah yaitu: Menjelang Subuh atau menjelang Magrib.

Alat:

Perlalatan Wajib mereka adalah Gunting Gembok/rantai, obeng, tang, kabel dan bor portable.

Cara:

Mereka masuk ke dalam rumah dengan menggunting gembok pagar depan. Setelah masuk ke rumah/garasi yang terdapat mobil pertama-tama mereka mengecek apakah alarm mobil aktif atau tidak, kalau masih aktif mereka meng-deaktifkan alarm dengan memotong kabel alarm di bawah mesin. Kunci Depan mereka buka dengan memakai penggaris melalui kaca depan agar kunci pintu tidak rusak, kalau tidak sempat mereka menggunakan kunci "T". Stir yang terkunci dibuka dengan membor menggunakan alat bor portable, caranya : rumah kunci di bor dari bawah, bor tersebut akan memotong pengait besi yang mengunci stir di dalam rumah kunci, setelah terpotong maka stir akan bebas kembali.

Demikian juga satu rangkaian rumah kuncinya. dengan demikian dapat distater dengan lubang kunci yang terbuka dengan menggunakan obeng. Namun kendaraan tersebut tidak lansung di stater, karena akan membangunkan pemilik rumah, mereka mendorong dulu kendaraan sampai ke luar pagar, lalu stater dan go...bye bye...!

Pembagian Tugas/Hasil:

Dalam melakukan aksinya mereka paling sedikit 5 orang, sebagian mengawasi di jalan kalau ada yang melihat ia segera memberi tahu rekannya di dalam dan apabila orang yang melihat membahayakan mereka harus melumpuhkannya, satu orang stand by di mobil rental mereka kalau ketahuan mereka segera kabur, tentunya mereka telah survey juga jalan yang paling cepat untuk escape. Hasil setelah dipotong ongkos operasional dibagi rata sesama mereka.

Save House:

Setelah mobil bisa dikendarai mereka meluncur ke Save House yang biasanya terletak di lingkungan mereka, karena sekitar lingungan mereka sudah terbina dan maklum akan pekerjaan mereka. Biasanya mereka mengeluarkan mobil setelah ada pemesan.

Cerita kedua pada saat melakukan aksi:

Pernah kelompok mereka melakukan curanmor dalam satu hari sampai 5 (lima) mobil. Rata-rata dalam sebulan mereka mengambil 10 (sepuluh) buah mobil, maksimal mereka pernah mengambil sampai 23 (dua puluh tiga) mobil dalam sebulan.. Pembeli mobil mereka ia tidak pernah tahu, namun ia jelaskan ada seseorang yang mengambil mobil mereka sampai 50 (limapuluh) mobil, biasanya bertransaksi di jalan tol. Harga mobil dijual 20 (dua puluh) juta rupiah untuk jenis kijang kapsul dan 30 (tiga puluh) juta rupiah untuk jenis Innova.

Pernah suatu saat pada saat mencuri mobil mereka mendapati uang sejumlah 20 juta milik pemilik mobil yang di taruh di dalam laci mobil (waaah dapet dobel yaaa boss...)

Istilah yang lazim dipakai mereka: Pemetik=Pencuri, Asbak=Penadah, Selendang=Surat-surat Kendaraan Palsu, KTP=Plat Mobil.

Sekedar tambahan pengetahuan bagaimana kelompok curanmor melakukan aksinya, saya pernah bertanya juga bagaimana supaya aman mobil kita dari aksi Curanmmor? Ia berkata: Semua cara pengaman dengan menggunakan alarm, kunci rahasia, kunci stang setir dapat ditembus...jadi percuma saja...hah! Tapi ada sasaran yang tidak pernah mereka dekati...yaitu Rumah yang memiliki Anjing. Karena buat rombongan mereka terlalu beresiko untuk dimasuki, bukan karena takut namun gongongan anjing bisa membangunkan pemilik rumah.

Nah rekan rekan agar mobil kita aman, jika Anda bukan pemelihara anjing ada, baiknya di dekat garasi atau car port di tempatkan kandang unggas (burung beo, kakak tua, betet, angsa, ayam jago dll) atau hewan-hewan piaraan lainnya yang akan mengeluarkan suara bila ada sesuatu yang mendekatinya.

*Catatan:
Meskipun beberapa orang anggota kelompok ini sudah tertangkap namun kelompok ini masih eksis sampai sekarang. BEWARE!!

Sandal Jepit Yang Terhormat

Saturday, November 08, 2008 | with 0 komentar »

Disebuah toko sepatu di kawasan perbelanjaan termewah di sebuah kota, nampak di etalase sebuah sepatu dengan anggun diterangi oleh lampu yang indah. Dari tadi dia nampak jumawa dengan posisinya, sesekali dia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memamerkan kemolekan designnya, haknya yang tinggi dengan warna coklat tua semakin menambah kemolekan yang dimilikinya.

Pada saat jam istirahat, seorang pramuniaga yang akan makan siang meletakkan sepasang sandal jepit tidak jauh dari letak sang sepatu.

“Hai sandal jepit, sial sekali nasib kamu, diciptakan sekali saja dalam bentuk buruk dan tidak menarik”, sergah sang sepatu dengan nada congkak.

Sandal jepit hanya terdiam dan melemparkan sebuah senyum persahabatan.

“Apa menariknya menjadi sandal jepit? Tidak ada kebanggaan bagi para pemakainya, tidak pernah mendapatkan tempat penyimpanan yang istimewa, dan tidak pernah disesali pada saat hilang, kasihan sekali kamu”, ujar sang sepatu dengan nada yang semakin tinggi dan bertambah sinis.

Sandal jepit menarik nafas panjang, sambil menatap sang sepatu dengan tatapan lembut, dia berkata
: “Wahai sepatu yang terhormat, mungkin semua orang akan memiliki kebanggaan jika memakai sepatu yang indah dan mewah sepertimu. Mereka akan menyimpannya di tempat yang terjaga, membersihkannya meskipun masih bersih, bahkan sekali-sekali memamerkan kepada sanak keluarga maupun tetangga yang berkunjung ke rumahnya”. Sandal jepit berhenti berbicara sejenak dan membiarkan sang sepatu menikmati pujiannya.

“Tetapi sepatu yang terhormat, kamu hanya menemaninya di dalam kesemuan, pergi ke kantor maupun ke undangan-undangan pesta untuk sekedar sebuah kebanggaan. Kamu hanya dipakai sesekali saja. Bedakan dengan aku. Aku siap menemani kemana saja pemakaiku pergi, bahkan aku sangat loyal meski dipakai ke toilet ataupun kamar mandi. Aku memunculkan kerinduan bagi pemakaiku.

Setelah dia seharian dalam cengkeraman keindahanmu, maka manusia akan segera merindukanku. Karena apa wahai sepatu?. Karena aku memunculkan kenyamanan dan kelonggaran. Aku tidak membutuhkan perhatian dan perawatan yang spesial. Dalam kamus kehidupanku, jika kita ingin membuat orang bahagia maka kita harus menciptakan kenyamanan untuknya”, Sandal jepit berkata dengan antusias dan membiarkan sang sepatu terpana.

“Sepatu! Sahabatku yang terhormat, untuk apa kehebatan kalau sekedar untuk dipamerkan dan menimbulkan efek ketakutan untuk kehilangan. Untuk apa kepandaian dikeluarkan hanya untuk sekedar mendapatkan kekaguman.” Sepatu mulai tersihir oleh ucapan sandal jepit.


“Tapi bukankah menyenangkan jika kita dikagumi banyak orang”, jawab sepatu mencoba mencari pembenar atas posisinya.

Sandal jepit tersenyum dengan bijak “Sahabatku! ditengah kekaguman sesungguhnya kita sedang menciptakan tembok pembeda yang tebal, semakin kita ingin dikagumi maka sesungguhnya kita sedang membangun temboknya”

Dari pintu toko nampak sang pramuniaga tergesa-gesa mengambil sandal jepit karena ingin bersegera mengambil air wudhu. Sambil tersenyum bahagia sandal jepit berbisik kepada sang sepatu

“Lihat sahabatku, bahkan untuk berbuat kebaikanpun manusia mengajakku dan meninggalkanmu”

Sepatu menatap kepergian sandal jepit ke mushola dengan penuh kekaguman seraya berbisik perlahan “Terima kasih, engkau telah memberikan pelajaran yang berharga sahabatku, sandal jepit yang terhormat”.

Free Web Hosting