Dalam beberapa tahun mendatang, media penyimpanan file (memory device) akan dibuat dengan perangkat berbasis silikon kuantum dot, bukan lagi film tipis seperti yang digunakan saat ini.
"Quantum dot sangat superior dan membuat kapasitas media penyimpanan seperti flashdisk dan lain-lain menjadi berkali-kali lipat besarnya, berkecepatan tinggi, berdaya tahan tinggi, sekaligus hemat energi," kata peneliti dari Jurusan Fisika ITB, Dr Yudi Darma di Bandung, Rabu.
Quantum dot, ujarnya, telah menjadi pusat perhatian dunia dalam rekayasa device pada dekade terakhir karena sifat quantum dot yang tingkat energinya terkuantisasi dan menyebabkan struktur ini sangat bermanfaat untuk aplikasi yang melibatkan penyimpanan seperti memory device.
Dari kapasitasnya, menurutnya, memory device konvensional yang hanya berbasis film tipis, dengan satu sel memori yang terdiri dari satu kapasitor, sementara yang berbasis quantum dot memiliki banyak kapasitor yang jumlahnya sama dengan jumlah quantum dot (10 pangkat 12 per centimeter persegi).
"Jadi memang kapasitornya berlipat-lipat dari yang ada sekarang, sehingga kapasitasnya bisa sangat besar," kata pria yang sering mendapat penghargaan internasional ini.
Dari sisi kecepatan, lanjut dia, proses operasi memorinya (proses penyimpanan dan penghapusan data) dari teknologi quantum dot ini mencapai 10 pangkat minus sembilan detik (satu per semilyar detik), sementara teknologi semi konduktor yang sekarang kecepatannya 10 pangkat minus enam detik (satu per sejuta detik).
"Teknologi sekarang memang bisa juga secepat satu per semiliar detik, tetapi memerlukan proses tambahan untuk mengatur beberapa parameter lainnya. Dengan pemanfaatan quantum dot kita bisa mencapainya dengan lebih baik dan langkah yang relatif lebih singkat," tambahnya.
Demikian juga dengan reliabilitasnya akan lebih baik dibanding yang konvensional dan jika satu kapasitor pada sel memory devices berbasis quantum dot ini rusak, maka device ini masih memiliki lebih dari 10 pangkat 11 kapasitor lainnya.
"Selain itu teknologi kuantum dot juga hemat energi. Ini terkait dengan perlunya melibatkan jutaan elektron untuk mengaktifkan satu sel memori pada memori konvensional, sementara dengan menggunakan kuantum dot kita bisa hanya melibatkan satu atau beberapa elektron saja," kata peraih gelar Peneliti Muda Terbaik Indonesia bidang Teknik dan Rekayasa dari LIPI 2006 itu.
Selain itu, tambah dosen Fisika itu, teknologi quantum dot juga membuat sistem memori menjadi sangat murah dari segi bahan. Namun demikian soal harga masih sangat tergantung dari banyak hal, mulai dari riset hingga proses komersialisasinya.
Quantum dot, ujarnya, terkait erat dengan perkembangan teknologi material dalam ukuran nano (nanotechnology) menuju teknologi semikonduktor generasi ke-32 nanometer.
0 komentar
Post a Comment